Kamis, 13 Agustus 2015

Gurihnya Serabi Kuah Khas Ponorogo

Gurihnya Serabi Kuah Khas Ponorogo
Kamis, enampada Ponorogo.
Keterangan Terkait

Tiga Kuliner Lezat dalam Semarang Tersebut Sangat Sayang Dilewatkan
Soto Bathok Mbah Katro, Wow... Kelezatan Soto Bernuansa Pedesaan
Minum Kopi Tao Dulu sebelum "Mati"...
Sensasi Pedasnya Gulai, Sop, serta Balungan dalam Sogul
Makanan Khas Kediri Potensial Dipromosikan menuju Global

0
Di dasarnya bahan serabi juga tips masaknya sama, berbahan beras dan dimasak dalam bersua tungku tanah tanpa minyak. Tiap daerah mengantongi citra rasa dan kekhasan tersendiri. Berikut itu saya ceritakan tentang serabi kuah asal Ponorogo, Jawa Timur.

Mbah Tini saban jam 3 pagi menjelang subuh telah mempersiapkan perapian demi memanasi kereweng tanah (wajan yang terbuat dari tanah). Kelapa juga santan sudah dia siapkan mulai jam satu malam, sedang tepung beras sudah digiling sore harinya. Ketika adzan subuh tiba ia segera melangkah menuju Masjid Agung yang tak jauh dari lokasinya jualan. Dengan sekembali dari masjid orang sudah antre dalam tempat dia jualan.

"Yah menten kok pun telas mbah?" tanya saya sebab mbah Tini telah mengoreti dengan mengiringkan panci wadah adonan tepung beras juga santan langsung menuju kereweng tanahnya.

"Nggih mas... la sampeyan juga kawanen, la wong lare sekolah juga sami bidal pra nggih pun meh jam tujuh...." ungkap mbah Tini sambil membolak mbalik srabi dalam kerewengnya.

"Milai kapan sadeyan teng pojokan prapatan niki mbah?" tanya saya.

"Kulo sadeyan awit season 70-an bar gestok...., jane teng yogo ken leren leh sadeyan, namun gek yo nyapo yen nganggur nek omah, kadung kulino tangi esuk, malah ora kepenak mas..." ucap mbah Tini, menceritakan bahwa ia jualan dalam pojok perempatan alun-alun Ponorogo ini sejak season 70-an setelah peristiwa Gestapu.

NANANG DIYANTO Serabi yang baru diangkat dari kereweng.
Sesungguhnya tetapi anaknya telah dilarang jualan, namun ia tak mau menganggur pada rumah karena telah terbiasa bangun pagi. Nanti apabila istirahat malah badannya tak enak.

Di Ponorogo selain mbah Tini sangat banyak lagi yang jualan serabi, hampir dalam pojokan perempatan berada yang jualan, mirip dalam perempatan Tonatan, perempatan Tambak Bayan, perempatan Pangsa Pon, perempatan pabrik es, bundaran timur pangsa pasar Legi serta perempatan depan kecamatan kota (Bangunsari) di melawan.

Mbah Tini sejak jualan jam 3 pagi serta siap (matang) jam 4 pagi ketika orang-orang telah keluar masjid.

Tidak akrab mengapa ciri khas jualan mereka dalam pinggir alternatif, perempatan juga dekat masjid juga bukannya menjelang subuh hingga jam 6-an pagi. Ketika ditanya tersebut sudah turun temurun mulai dari neneknya dulu. (Nanang Diyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar